Mungkin
ini sudah termasuk telat untuk Aku menceritakan First Impression-ku di Ramadhan tahun ini. Puasa sudah masuk hari
ke-13. Masih tinggal 20 hari lagi, dan Masjid mulai sepi. orang lebih memilih
menghabiskan waktu untuk menghabiskan kolak pisang yang masih tak tersentuh
ketika buka puasa karena kekenyangan dengan menu utama buka puasa, Mungkin.
Tapi, Aku tidak mau menjadi orang yang munafik.
Aku juga kadang begitu.
Untuk pertama puasa kemarin, Aku
masih saja ingat ketika Aku berangkat tarawih dengan Ayahku. Dengan baju koko
yang udah agak kekecilan, dengan celana yang panjangnya tidak sampai menutupi
mata kaki, dan leher yang di kalungkan dengan sajadah kebesaran.
Aku juga masih ingat ketika Aku
diberikan istirahat oleh Ayahku ketika Aku sudah malas berdiri untuk sholat. Aku
bahkan sampai tertidur dan Ayahku membangunkanku ketika sholat tarawih sudah
selesai.
Aku juga masih saja ingat ketika buka
puasa, Aku menjejerkan makanan di depan mukaku. Banyak sekali makanan yang Aku
beli dengan Ayahku. Ada serabi, es campur, dan jajanan-jajanan lain. Aku memang
suka membeli makanan yang banyak dengan niat, ketika Aku berbuka puasa nanti, Aku
akan balas dendam dan habiskan semua makanan itu tanpa sisa. Nafsu anak kecil
ketika dia baru belajar untuk puasa memang tak tertahan. Dan tetap saja. ketika
buka puasa dan ketika Aku sudah merasa kenyang, Aku tak lagi menghiraukan
makanan yang Aku beli.
Aku juga ingat jelas ketika Ibuku
berusaha untuk membangunkanku untuk sahur. Kata ibuku, Aku kalau tidur sudah
seperti benda mati. Kalau tak tersentuh, tak bergerak. Kadang kalau Ibuku
Jengkel, Ibuku membangunkanku dengan paksa dan kemudian menggendongku.
Semuanya Aku ingat. Aku merasa baru
tahun lalu Aku sering berangkat Tarawih dengan Ayahku, membeli makanan sampai
tak tersentuh, Ibuku bersusah payah membangunkanku untuk sahur. Di tahun ini,
Aku sudah 18 tahun. Aku bisa melakukan itu sendiri. Tarawih juga kadang Aku tak
bersama Ayahku lagi. Ayahku selalu sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak
sempat tarawih.
Di tahun ini, untuk kesan pertamaku,
Aku tidak bisa lagi untuk beristirahat atau sampai tertidur ketika tarawih.
Ibuku selalu mengawasiku dari pojok shaf paling
depan dari shaf perempuan. Beliau
tidak akan memberikanku ke Masjid lagi kalau aku sampai keluar dari Masjid
sebelum Tarawih selesai. Katanya, Aku sudah besar. Aku bisa bersikap dewasa.
Tidak dengan main petasan malam lagi, dan tidak keluyuran di Jalan raya.
Untuk kesan pertamaku juga, Aku sudah
bisa mengendalikan nafsuku untuk tidak belanja makanan yang banyak lagi untuk
buka puasa. Tetap saja dengan Kurma, Nasi dengan lauk yang ibuku masak,
kemudian dengan makanan penutup seperti es campur. Itu saja. Tidak sampai Aku
malas bangun untuk sholat Maghrib karena kekenyangan.
Dan untuk kesan pertamaku, Aku
bersyukur karena Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan yang di mana aku akan berpuasa satu bulan full di Rumah
jika sebelumnya aku harus membagi setengah bulan puasa di Rumah dan setengahnya
lagi di kos-kosan. Tentu saja sedih. Dan itu aku rasakan selama 6 tahun dimulai
dari ketika aku masuk SMP.
Dan tentunya Aku akan tetap bersyukur
tetap diberikan kesempatan untuk merasakan kembali Ramadhan tahun ini walaupun
aku masih saja kangen dengan Ramadhan ketika aku kecil. Tapi aku sudah tidak
lagi seperti dulu. Ibadah yang aku kerjakan menjadi bekal. Tapi setidaknya aku
masih ingin sekali kembali Tarawih dengan Ayahku dan Aku bisa istirahat sampai
tertidur ketika Tarawih. Itu sangat berkesan.
SEMOGA AKU BISA KEMBALI MEMBERIKAN KESAN
PERTAMA PUASAKU DI RAMADHAN TAHUN DEPAN.
Heyy! Kunjungan pertama nih. Salam kenal ya! Blognya kece ehehe. Ditunggu post berikutnya ya! Mampir balik juga!
BalasHapusSalam,
Jevon Levin
Salam kenal! Makasi, bro!
HapusPasti mampir balik :D
Halooo, Kak! Yuk, ikutan Lomba Blog "Terios 7 Wonders, Borneo Wild Adventure".
BalasHapusTiga blogger terbaik akan diajak menjelajah Kalimantan dan berkesempatan mendapatkan grand prize, Macbook Pro.
Info selengkapnya: http://log.viva.co.id/terios7wonders2015
Jangan sampai ketinggalan, ya!